Pengaruh Nomor Urut Partai Politik Terhadap Pemilih di Pemilihan Umum 2024

Pemilu 2024

Nomor urut tujuh-belas (17) partai politik yang akan ikut di Pemilihan Umum 2024 telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Nomor urut peserta Pemilihan Umum 2024 tersebut dilakukan dengan cara pengundian dari pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Pada Pemilu 2024 mendatang, diketahui ada 17 partai politik yang turut serta dengan rincian: sebilan (9) partai parlemen, lima (5) partai non-perlemen, dan tiga (3) partai baru. 

Peraturan baru berupa hak istimewa diberikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk partai-partai yang akan turut serta dalam Pemilihan Umum 2024 yang akan datang yakni, partai parlemen dapat menggunakan nomor urut pemilu sebelumnya pada tahun 2019. 

Sebagai hasil dari peraturan baru ini, delapan dari sembilan (8/9) partai parlemen berinisiatif untuk tetap menggunakan nomor urut yang lama, dan hanya satu dari sembilan (1/9) partai parlemen mengikuti pengundian baru yaitu PPP.

Partai-partai parlemen yang menduduki nomor urut awal adalah PKB, Gerindra, dan PDI-P.

Terdapat 40 partai politik yang mendaftar untuk mengikuti Pemilihan Umum 2024 sebelumnya sejak 1 Agustus 2022. Untuk tahapan selanjutnya yakni tahap untuk menembus verifikasi administrasi, terdapat partai politik yang berjumlah dua puluh empat (24) partai yang lolos. Kemudian, hanya sembilan (9) partai politik yang berhasil tembus ke tahap verifikasi administrasi. 

Selanjutnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyatakan bahwa hanya ada sembilan (9) partai politik non-parlemen dan sembilan (9) partai politik DPR RI yang lolos ke tahap verifikasi faktual. 

Wijayanto, Pengamat politik dari Fisip Undip (Universitas Diponegoro), dan Direktur Media dan Demokrasi menyampaikan bahwa pemilih dapat dipengaruhi oleh nomor urut. 

Tetapi, nomor urut bukan berarti faktor yang dominan atau utama dalam Pemilihan Umum mendatang. 

Berpengaruhnya nomor urut dapat terjadi ketika masyarakat mengasosiasikan nomor urut dengan hal-hal yang lain. Sebagai contoh nomor lima (5) yang berarti pancasila, rukun Islam, dan pandawa. 

Faktor-faktor lain juga dapat mempengaruhi pemilih pada Pemilihan Umum 2024, seperti aliran atau dengan kata lain politik aliran. Politik aliran adalah politik yang hadir dalam suatu budaya untuk memilih pilihan politiknya tergantung pada agama, sekte, atau filosofi yang dianut oleh kelompok tersebut. 

Politik aliran tersebut dibagi menjadi tiga (3), yaitu: priyai, santri dan nasionalis. 

Sebagai contoh, PPP atau PKB banyak dipilih oleh Nahdlatul Ulama (NU) dan PDIP dan lain sebagainya banyak dipilih oleh kaum nasionalis.

Selain itu, tokoh-tokoh yang populer juga turut andil dalam keputusan pemilih di Indonesia. Contohnya, Pak SBY yang mendongkrak suara Partai Demokrat dan peningkatan suara yang diperoleh PDIP karena mengusung Jokowi. Terakhir, partai yang popularitasnya naik karena menusung Anies Baswedan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *