Harga Pertamax Turun Awal 2023, Bisnis SPBU Justru Marak Dijual

Berita Pertamax Isi SPBU

Penurunan harga pertamax di awal tahun 2023 menjadi angin segar bagi masyarakat. Namun tidak demikian dengan sejumlah bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di kawasan Jakarta. Bisnis SPBU kini tidak lagi dianggap sebagai bisnis yang menjanjikan. Buktinya, fenomena penjualan SPBU justru marak di sejumlah platform online jelang tutup tahun 2022 hingga awal tahun 2023.

Fenomena Penjualan SPBU Marak di Sejumlah Kawasan di Jakarta

Fenomena penjualan SPBU di kawasan Jakarta, salah satunya adalah SPBU di Tanjung Priok, Jakarta Utara. SPBU seluas 2.040 m2 tersebut ditawarkan di platform jual beli online OLX seharga Rp 35 miliar belum lama ini.

Selain di Jakarta Utara, SPBU di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur juga dijual di platform yang sama. SPBU seluas 2.600 m2 dengan luas kantor 50 m2 tersebut ditawarkan seharga Rp 30 miliar. Iklan penjualan SPBU ini juga baru dipasang sekitar 5-6 hari yang lalu.

Di platform OLX, Anda juga dapat menyaksikan bukti fenomena penjualan SPBU di kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Sebuah SPBU di kawasan Menteng ditawarkan seharga RP 120 miliar dan Rp 70 miliar untuk SPBU di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat.

Platform penjualan online lainnya seperti Lamudi juga mencantumkan sejumlah iklan penawaran SPBU meski tidak diketahui kapan tepatnya iklan tersebut diunggah. Sebut saja seperti SPBU di Cengkareng, Jakarta Barat ditawarkan seharga Rp 15 miliar, SPBU di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara ditawarkan seharga Rp 60 miliar. Demikian pula dengan SPBU di TB Simatupang, Jakarta Selatan ditawarkan seharga RP 120 miliar.

Penjualan sejumlah SPBU ini ditengarai karena selisih profit dan kewajiban PBB yang harus dibayarkan oleh pengusaha SPBU terlalu besar. Banyak pebisnis SPBU yang menilai keuntungan dari bisnis SPBU ini sudah tidak menarik lagi bila dibandingkan dengan biaya operasionalnya yang cukup besar.

Tak Mampu Bayar Angsuran, Sejumlah Pertashop Pilih Tutup

Lain halnya di kawasan Gunungkidul, DI Yogyakarta. Sejumlah pertashop memilih tutup untuk akibat kenaikan harga BBM. Bisnis pertashop yang sempat menjamur di akhir tahun 2021 sampai awal tahun 2022 di kawasan Gunungkidul justru sulit berkembang. Pasalnya, masyarakat yang sempat beralih dari Pertalite ke Pertamax akhirnya kembali membeli Pertalite setelah kenaikan harga BBM September 2022 lalu.

Alhasil banyak pertashop yang memilih tutup karena tak bisa mencapai target penjualan. Keuntungan yang didapat dari menjual Pertamax pun tak bisa menutup biaya operasional per bulannya. Apalagi banyak pelaku usaha pertashop yang meminjam modal dari bank sehingga kesulitan untuk membayar angsuran. Bila kondisi ini berkelanjutan, diprediksi akan lebih banyak pertashop yang tutup.

Sebelumnya, hal yang sama sempat terjadi di Lumajang. Kenaikan harga BBM tidak hanya berdampak pada pemilik kendaraan, tapi juga pada pelaku usaha Pertashop. Sejumlah bisnis pertashop di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terancam tutup karena omzet penjualan menurun drastis. Perbedaan harga Pertamax dan Pertalite yang terlalu besar membuat masyarakat lebih memilih bahan bakar yang lebih murah.

Harga Pertamax Turun Belum Memuaskan Masyarakat

Sementara itu, penurunan harga Pertamax di awal tahun 2023 ini tampaknya belum memiliki dampak signifikan terhadap nasib sejumlah SPBU maupun pertashop yang hendak dilepas maupun ditutup. Bahkan sejumlah driver ojek online (ojol) menyatakan belum puas terhadap kabar penurunan harga Pertamax tersebut.

Para ojol dan pelaku bisnis transportasi berharap harga BBM subsidi seperti Pertalite juga bisa turun. Pasalnya, selama ini penurunan harga Pertamax hanya bisa dinikmati oleh kalangan menengah saja. Dengan harga Pertamax saat ini di kisaran Rp 12.800 per liter dan Pertalite di kisaran Rp 10.000 masih cukup mahal bagi ojol.

Sayangnya, penurunan harga Pertalite tersebut tampaknya akan sulit terwujud. Alasannya, Menteri BUMN, Erick Thohir menyatakan harga Pertalite tak akan turun dalam waktu dekat karena harga keekonomiannya masih tinggi di pasaran. Lalu, apakah penurunan harga Pertamax ini akan mengurangi jumlah SPBU dan pertashop yang akan tutup maupun dilepas di pasaran?